PEREMPUAN INDONEISA DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI PENGANTIN PESANAN KE TIONGKOK : PERSPEKTIF INTERSEKSIONALITAS DAN OTONOMI RELASIONAL

Wabilia Husnah, Mia Siscawati, Cahyo Pamungkas

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui interseksionalitas latar belakang dan otonomi relasional perempuan dalam pengambilan keputusan menjadi pengantin pesanan dari Indonesia ke Tiongkok. Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang menggunakan kerangka analisis interseksionalitas dan otonomi relasional. Penelitian tersebut melakukan penelusuran riwayat hidup dua perempuan penyintas asal DKI Jakarta dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban pengantin pesanan adalah perempuan dengan latar belakang dan pengalaman hidup yang beragam. Terdapat interseksi latar belakang dan pengalaman tertindas perempuan di domain struktural, disiplin, hegemoni dan interpersonal yang menyebabkan perempuan tertentu rentan menjadi korban. Artikel ini menyimpulkan bahwa penyebab utama yang melatari perempuan menjadi korban adalah faktor interseksional, yang meliputi faktor ekonomi, sosial-budaya, hubungan interpersonal serta pengalaman hidup. Semua faktor saling berkelindan satu dengan lainnya, sehingga tidak ada satupun faktor dominan yang menjadi latar belakang perempuan menjadi korban pengantin pesanan. Dalam proses pengambilan keputusan, perempuan memiliki otonomi relasional karena memutuskan sendiri untuk menikah dengan laki-laki Tiongkok, berdasarkan pertimbangan interseksi latar belakang, pengalaman tertindas, nilai-nilai sosial, praktik budaya, karya sastra, serta hubungan sosial.

Keywords

interseksionalitas; pengantin pesanan; perdagangan orang; perempuan penyintas; sejarah hidup

Full Text:

PDF

References

Abdulkadir-sunito, M., Siscawati, M., & Iswari, P. (2019). Kerangka Analisis Ruang Hidup dan Penghidupan dengan Perspektif Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial: Sebuah Panduan. Bogor: The Samdhana Institute.

Arifin, Z. (2013). Bundo Kanduang: (Hanya) Pemimpin di Rumah (Gadang). Antropologi Indonesia, 34(2), 124-133.

Collins, P.H. (2000). Black Feminist Thought: Knowledge, Consciousness, and the Politics of Empowerment. New York: Routledge,

Hariyanto. (2019, 4 Oktober). Personal interview.

Iriani, Zora. (2012). Malam Bakuruang (Berkurung) Dalam Perkawinan Alek Gadang Di Kenagarian Salayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Humanus, XI(1), 12-17.

Mackenzie, C. & Stoljar, N. (1999). Introduction: Autonomy Refigured. Ed. C. Mackenzie dan N. Stoljar. Relational Autonomy: Feminist Perspective on Autonomy, Agency, and the Social Self. New York: Oxford University Press.

Pravitta, Gabriella M.M. (2005). Menonton Perempuan Penonton Meteor Garden. Clea, 6, 1-29.

Rini, Niken Puspita. (2010). Making Sense of Mail Order Brides: Study of an Actor Oriented Approach in the case of Mail Order Brides among a Chinese Community in Singkawang, Indonesia. Wageningen: Wageningen UR.

Ronsi, G. (2011). Citra Perempuan dalam Peribahasa Minangkabau. Wacana Etnik, 2(1), 39-58.

Sabirin. (2017). Perdagangan Perempuan dengan Dalih Perkawinan. Jurnal Rahema, 54-62.

Sagala, R. V. (2008). Jalan Panjang Bagi Penghapusan Tindak Trafiking. Jurnal Perempuan, 59, 102-109.

Yentriyani, A. (2004). Politik Perdagangan Perempuan. Yogyakarta: Galang Press.

Yulianti, A. dan Likman D. (2013). Perdagangan (Trafficking) Perempuan Etnis Tionghoa melalui Perkawinan Pesanan di Kota Singkawang. Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSS, 1-8.

Copyright (c) 2022 Jurnal Kajian Wilayah
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.