DUKUNGAN NORWEGIA TERHADAP PERDAMAIAN DI MYANMAR: STUDI KASUS MYANMAR PEACE SUPPORT INITIATIVES (MPSI)

Jerry Indrawan

Abstract

Myanmar is well-known of its military junta and their prolonged conflicts. Nobel Peace Prize winner Aung San Suu Kyi has fought for Myanmar democracy since the late 1990’s. Unfortunately, the military put her in prison after his party winning the election in 1990. However, since constitutional change in 2008 and the general election in 2010 and 2012, Myanmar social and political condition has turned dramatically. Democracy has paved the way for Suu Kyi party to control the government, in such put Htin Kyaw as the first Myanmar President since the 1962 coup. As a result of this democratic condition, Norway support to Myanmar has increased significantly in the last few years. Support related to the promotion of democracy and emergency assistance has to be the focal point in this assistance. Peacemaking would be likely accepted if starts from democracy promotion efforts, including sending humanitarian assistance. Often, conflicts occur due to dissension among political elites, including the suffering of people experienced a shortage of daily needs because of the unresolved conflict. Norway main program in Myanmar is the Myanmar Peace Support Initiative (MPSI) program. MPSI is a program that aims to create peace in the regions that having ceasefires, such as Myanmar for instance. This article will explain a little about the historical-political conditions of Myanmar in the beginning. After that, the main focus of this paper is to explain what efforts are made by Norway in several fields in Myanmar to support the efforts for peace through MPSI. The main data in this paper obtained directly during the authors overseas course in Oslo, Norway in 2013, and also through an interview via e-mail to several parties in Norway that the authors consider competent.


Abstrak

Negara Myanmar dikenal dari junta militer dan konfliknya yang berkepanjangan. Pemenang hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi sejak akhir tahun 1990-an telah bertarung bagi demokrasi di Myanmar. Sayangnya, junta militer memasukkannya ke dalam penjara setelah partai yang dipimpinnya memenangi pemilihan umum tahun 1990. Akan tetapi, sejak perubahan konstitusi tahun 2008 dan pemilihan umum tahun 2010 dan 2012, kondisi sosial politik Myanmar berubah secara dramatis. Demokrasi telah melapangkan jalan bagi partai Suu Kyi untuk menguasai pemerintahan, dengan demikian menempatkan Htin Kyaw sebagai President sipil Myanmar pertama sejak kudeta tahun 1962. Sebagai akibat dari kondisi demokrasi Myanmar yang semakin membaik, dukungan Norwegia terhadap Myanmar meningkat secara signifikan sejak beberapa tahun terakhir. Dukungan terkait promosi terhadap demokrasi dan bantuan darurat di Myanmar menjadi fokus utama Norwegia. Upaya menuju perdamaian lebih memungkinkan untuk diterima apabila dimulai dari upaya-upaya promosi demokrasi, termasuk mengirimkan bantuan kemanusiaan. Terkadang, konflik terjadi karena pertikaian di antara para elit politik, termasuk penderitaan rakyat yang mengalami kekurangan bahan kebutuhan sehari-hari karena konflik yang tak terselesaikan. Program utama Norwegia di Myanmar adalah program Myanmar Peace Support Initiative (MPSI). MPSI adalah program yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian di wilayah-wilayah yang sedang terjadi gencatan senjata, seperti di Myanmar. Pada awal tulisan ini akan dijelaskan sedikit tentang kondisi sejarah dan politik Myanmar. Setelah itu, fokus utama dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan upaya-upaya apa saja yang dilakukan Norwegia, di dalam beberapa bidang di Myanmar, untuk mendukung perdamaian melalui MPSI. Data utama dalam tulisan ini didapatkan saat penulis melakukan kuliah kerja luar negeri di Oslo, Norwegia tahun 2013, serta melalui wawancara melalui email dengan beberapa pihak di Norwegia yang penulis anggap kompeten.

Keywords

Demokrasi; Myanmar; Norwgia; Myanmar Peace Support Initiatives (MPSI)

Full Text:

PDF

References

Anwar, D.F, dkk (ed). (2005). Konflik kekerasan internal: tinjauan sejarah, ekonomi-politik, dan kebijakan di Asia Pasifik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Badan Litbang Departemen Luar Negeri dengan Puslitbang Politik dan Kewilayahan LIPI. (1997). Pertumbuhan dan perkembangan negara-negara di kawasan Indocina (Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar) pada dasawarsa 90-an dalam hubungan dengan ASEAN: prospek dan antisipasi Indonesia. Jakarta: Badan Litbang Departemen Luar Negeri dengan Puslitbang Politik dan Kewilayahan LIPI.

Cipto, B. (2007). Hubungan internasional di Asia Tenggara. teropong terhadap dinamika, realitas, dan masa depan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Clark, R. (1989). Menguak kekuasaan dan politik di dunia ketiga. Jakarta: Erlangga.

Clements, A. dan Aung, A.S.S. (1997). The voice of hope. conversations with Alan Clements. London: Penguin Books.

Fisher, S, dkk. (2001). Mengelola konflik: ketrampilan dan strategi untuk bertindak. Jakarta: The British Council.

Galtung, J. (1996). Peace by peaceful means. London: SAGE Publications.

Institute of Human Rights and Business. (2012).Responsible investment in Myanmar: the human rights dimension. London: Occasional Paper Series, Paper Number 1.

Kabar 24.com. (2015). Inilah 13 negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Tersedia pada http://kabar24.bisnis.com/

read/20150725/19/456344/inilah13-negaradenganpertumbuhan-ekonomi-tdunia.Diakses pada 29 Juni 2016.

Myanmar Peace Monitor. (2012). Myanmar peace support initiatives (MPSI). Tersedia pada http://www.mmpeacemonitor.org/#!myanmar-peace-support-initiative/c53f. Diakses 10 Juni 2013.

Norway the Official Site in Myanmar. (2015). About the peace building support. Tersedia pada http://www.myanmar.norway.info/NorwayMayanmar/MPSI/About-the-peacebuilding-support/#.V4aEw9KLTIU. Diakses

pada 29 Juni 2016.

Norway the Official Site in Myanmar. (2015). Development cooperation. Tersedia pada http://www.myanmar.n o r w a y. i n f o / N o r w a y M a y a n m a r /D e v e l o p m e n t C o o p e r a t i o n / # .V4aBR9KLTIU. Diakses pada 28 Juni 2016.

Norway the Official Site in Thailand. (2012). MPSI statement for information and clarification.Tersedia pada http://www.emb-norway.or.th/News_and_events/MPSI/MPSI-Statement-for-Clarification-and-Information-August-2012/. Diakses 10 Juni 2013.

Norway the Official Site in Thailand. (2012). Myanmar peace support initiative memorandum 2nd September 2012.

Tersedia pada http://www.emb-norway. or.th/News_and_events/MPSI/Myanmar-Peace-Support-Initiative-Memorandum-2nd-September-2012/. Diakses 7 Juni 2013.

NORAD. (2012). Myanmar. Tersedia pada

http://www.norad.no/en/countries/asia-andoceania/myanmar. Diakses 7 Juni 2013.

Norwegian Ministry of Foreign Affairs. (1999).Annual report on Norwegian efforts to promote human rights.

Norwegian People’s Aid. (2013). Norwegian People’s Aid Involvement in Myanmar Peace Process: The KyaukKyi Pilot

Project. Tersedia pada http://www.npaid.org/News/2013/Norwegian-People-s-Aid-Involvement-in-Myanmar-Peace-Process-The-KyaukKyi-Pilot-Project. Diakses 10 Juni 2013.

Suwarsono dan Alvin, Y. (2000). Perubahan sosial dan pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Tholkhah, I. (2001). Anatomi konflik politik di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Copyright (c) 2018 Jurnal Kajian Wilayah
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.